Muhasabah Diri: Mengakrabkan Fikir dan Hati


Diantara kelebihan manusia dari makhluk lainnya, yang Allah berikan, adalah ia memiliki kesadaran akan eksistensi dirinya di muka bumi ini. Dan manusia memiliki kemampuan menginternalisasi  realitas kehidupan ini dalam seluruh kesadaran diirnya.  Hakikat kesadaran manusia itu hanya ada pada saat ia mengakui keberadaan dirinya sebagai makhluk Allah SWT dan bersaksi dengan sepenuh hati bahwa Allah  adalah Rab (tuhan) nya, Ilah (sembahan) nya dan raja (penguasa) alam semesta ini, tidak yang lainnya.

Ada pelajaran yang berharga dari kisah Ibrahim mencari tuhannya. Ibrahim muda merasa gelisah jiwanya, ia seringkali berfikir tentang kejadian alam semesta dan keberadaaan dirinya yang ada di dalamnya, siapa gerangan tuhannya yang telah menciptakannya....hingga Allah memberikan petunjuknya.  Ini adalah kisah yang Allah abadikan dalam Al-Qur'an agar manusia membuka kesadaran dirinya, menggunakan akal fikirannya tentang penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya ini.

Ada saatnya dimana kita harus merenung dan bermuhasabah diri, dalam melalui perjalanan hidup ini, sampai sejauh mana kesadaran diri kita sebagai makhluk, hamba dan khalifah-Nya di muka bumi ini.

Dalam perjalanan hidupnya, manusia tidak dibiarkan begitu saja tanpa petunjuk dan bimbingan-Nya. Hanya saja, apakah ia mau menerima petunjuk itu dan merasa butuh bimbingan atau tidak. Keyakinan dan kepercayaan yang ada kadang bisa mengalahkan hakekat kebenaran sehingga menutup diri dari petunjuk dan bimbingan-Nya. Oleh karena itu tidak sedikit, orang yang mengetahui kebenaran Islam tapi tidak mau menerima Islam sebagai keyakinan yang harus ia pegang. Hanya orang-orang yang dibukakan hidayahnya lah ia bisa menerima kebenaran itu.

Kita tidak bisa terus berlari dan menjauh dari suara hati dalam pergolakan jiwa antara kebaikan dan kejahatan, antara keangkuhan dan kerendahan hati, antara keraguan dan keyakinan, antara ketidaktahuan dan rasa ingin tahu dan.... Tidak pula bersembunyi dibalik kelemahan dan kebodohan diri, karena semuanya akan tetap diminta pertanggung jawaban. Tapi, kadang untuk menemukan titik temu antara fikir dan hati dibutuhkan sebuah  perenungan, bermuhasabah, mengintrospeksi diri, mengembalikan kesadaran yang sebenarnya di hadapan Allah. Pencipta alam semesta.

Melakukan Muhasabah diri adalah juga wujud rasa syukur atas karunia akal fikiran dan hati yang telah Allah anugrahkan kepada kita manusia. Ya! Hanya manusia lah yang bisa melakukan itu. Dengan demikian manusia mempunyai banyak kesempatan untuk menjadi lebiih baik sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi ini

Sumber Foto : osolihin.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar